MAHEFF 2025 Resmi Ditutup: Rayakan Budaya Lewat Layar, Suara, dan Cerita

Admin Biro Umum 27 Juli 2025 08:45:30 WIB 18 kali dibaca

Batusangkar — Ada yang berbeda dari malam Minggu di Lapangan Cindua Mato, Batusangkar (26/07/2025). Ratusan pasang mata tertuju pada satu layar besar yang menayangkan karya-karya visual anak muda dari berbagai penjuru Nusantara. Inilah penutupan Malayapura Heritage Film Festival (MAHEFF) 2025, sebuah ajang apresiasi sinema yang menjadi jembatan antara memori budaya masa lalu dan tantangan masa kini.

Lebih dari sekadar festival film, MAHEFF menjadi panggung besar bagi para sineas muda untuk menyuarakan nilai-nilai budaya melalui medium visual yang menyentuh dan membekas. Penonton tampak hanyut dalam alur cerita, dan tepuk tangan bergemuruh mengiringi setiap akhir pemutaran. Beberapa film bahkan sukses menghadirkan suasana haru dan kebanggaan kolektif terhadap warisan budaya bangsa.

Komitmen Pemerintah untuk Ruang Kreatif Budaya

Dalam sambutan penutupan, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Sumatera Barat, Siti Aisyah, mewakili Gubernur Sumbar, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sumbar mendukung penuh ruang-ruang kreatif seperti MAHEFF, terutama yang mampu menggabungkan tradisi dan teknologi.

“Film bukan hanya media cerita, tapi jembatan antara warisan leluhur dan tantangan zaman digital. MAHEFF menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak harus lewat seremoni kaku, tapi bisa melalui karya visual yang menyentuh dan membekas,” ujar Siti.

Panggung Lokal yang Bergaung Nasional

Dukungan juga datang dari Pemerintah Kabupaten Tanah Datar selaku tuan rumah. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Riswandi, mendorong generasi muda untuk menjadikan teknologi sebagai alat perjuangan budaya.

“Kamera, media sosial, dan mikrofon bisa menjadi alat perjuangan budaya. Mari jadikan Tanah Datar sebagai panggung budaya, bukan hanya untuk Sumatera Barat, tapi untuk Indonesia dan dunia,” katanya.

Dari tingkat nasional, perwakilan dari Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap inisiatif-inisiatif berbasis kolaborasi seperti MAHEFF.

“MAHEFF adalah bentuk nyata kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah. Upaya seperti ini akan terus kami dukung agar semakin luas jangkauannya,” tegasnya.

Festival Usai, Tapi Perjalanan Baru Dimulai

Direktur MAHEFF, Defrian Saputra, mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung MAHEFF 2025, termasuk Kementerian Kebudayaan melalui Dana Indonesiana yang menjadi salah satu pendukung utama festival.

“Festival ini mungkin berakhir malam ini, tapi cerita para sineas baru saja dimulai. Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga budaya—lewat lensa, suara, dan montase,” ucapnya.

Penutupan MAHEFF 2025 menjadi bukti bahwa narasi lokal memiliki kekuatan besar untuk menyatukan, menginspirasi, dan membangun kesadaran budaya di tengah derasnya arus digitalisasi. MAHEFF bukan sekadar ajang menonton film, melainkan gerakan kolektif untuk merayakan identitas melalui seni.