Pasaman Barat, (tanggal isi nanti) — Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, ST, meninjau kondisi Jembatan Suak yang menghubungkan Nagari Maligi dan Nagari Sasak, Kabupaten Pasaman Barat. Jembatan ini menjadi akses vital bagi lebih dari 15.000 jiwa masyarakat yang selama ini masih bergantung pada jalan alternatif melewati kawasan perkebunan sawit.

Selama peninjauan, Wakil Gubernur berdialog langsung dengan warga yang menyampaikan keluhan dan harapan besar agar jembatan segera dibangun kembali.

“Setetes pun aspal belum kami nikmati di Maligi, Pak. Padahal penduduk di sini ada sekitar lima belas ribu orang,” ujar salah seorang tokoh masyarakat dengan nada haru.

“Kami belum merdeka, Pak…” lanjutnya, menggambarkan beratnya perjuangan warga yang selama lebih dari setahun terisolasi akibat rusaknya jembatan penghubung tersebut.

Akibat runtuhnya jembatan lama, warga kini harus memutar sejauh 32 kilometer melewati jalur kebun sawit yang licin dan berisiko, terutama saat musim hujan.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur menyampaikan rasa empatinya yang mendalam.

“Kata ‘belum merdeka’ itu menggetarkan hati saya. Saya merasa nasionalisme saya berdarah ketika mendengarnya. Karena itu, saya datang langsung untuk melihat kondisi ini,” ungkap Wagub Vasko Ruseimy.

Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi akan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar pembangunan jembatan dapat segera direalisasikan.

“Dengan dibangunnya kembali Jembatan Suak ini, insya Allah akan menambah semangat ekonomi masyarakat. Kita ingin warga Maligi benar-benar merdeka di tanahnya sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat setempat menyampaikan apresiasi atas kepedulian Wakil Gubernur dan berharap agar perbaikan segera dimulai.

“Dulu kami bahagia saat jembatan ini dibangun, tapi setelah runtuh kami kecewa karena tidak bisa lagi melintas. Jika jembatan ini selesai, kami akan mendoakan Bapak Wakil Gubernur dan Bapak Gubernur agar selalu sehat dan dimudahkan urusannya,” tutur tokoh masyarakat tersebut penuh harap.

Kunjungan Wakil Gubernur ini menjadi simbol komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam memperjuangkan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok daerah, agar setiap warga benar-benar dapat merasakan arti kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari.