Menteri Perdagangan RI dan Gubernur Sumbar Lepas 27 Ton Gambir ke India

Admin Biro Umum 18 November 2025 16:15:45 WIB 3 kali dibaca

 

Hilirisasi Diperkuat, Produk Turunan Gambir Mulai Masuk Pasar Global

PADANG — Deretan kontainer putih bertuliskan ekspor perlahan bergerak meninggalkan halaman Istana Gubernur Sumatera Barat, Selasa (18/11/2025). Suasana hening berubah menjadi riuh tepuk tangan ketika Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dr. Budi Santoso, M.Si., bersama Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., M.M., resmi melepas pengiriman 27 ton gambir murni ke India.

Pelepasan ekspor oleh PT Salimbado Jaya Indonesia ini menjadi penanda penting. Bukan saja tentang volume ekspor, tetapi tentang arah baru industri gambir Indonesia: hilirisasi, diversifikasi produk, dan penguatan identitas daerah.


Mendag Budi Santoso: “Gambir Bisa Menjadi Ginseng Indonesia”

Dalam sambutannya, Mendag Dr. Budi Santoso menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh lagi terjebak dalam ekspor mentah. Sumatera Barat, sebagai pemasok sekitar 80 persen gambir dunia, memiliki posisi strategis untuk memimpin perubahan.

“Kita harus keluar dari pola lama. Gambir ini bisa menjadi ginseng-nya Indonesia jika diolah. Hilirisasi wajib dimulai dari daerah sentra seperti Sumbar,” ujar Mendag.

Ia menekankan bahwa industri kosmetik, herbal, wellness, dan farmasi dunia sedang tumbuh pesat. Gambir—khususnya katekin—memiliki nilai ekonomi tinggi jika masuk ke rantai industri tersebut.


Produk Turunan Sudah Hadir: Ekstrak Gambir, Sabun Gambir, dan Kopi Gambir

PT Salimbado Jaya Indonesia kini tidak lagi hanya mengekspor gambir dalam bentuk mentah. Perusahaan tersebut telah mulai memasuki tahap hilirisasi nyata, dengan menghasilkan:

  • Ekstrak gambir berkualitas ekspor

  • Sabun gambir sebagai produk kesehatan dan kecantikan

  • Kopi gambir, inovasi baru yang menggabungkan cita rasa kopi dan herbal tradisional

Gubernur Mahyeldi bahkan sempat mencicipi Kopi Gambir dan menyebut rasanya unik dan memiliki potensi besar sebagai minuman khas Sumbar.

“Inilah arah baru gambir. Ketika kita mengolahnya, nilai tambah itu kembali kepada petani dan daerah,” ungkap Gubernur.


Gubernur Tegaskan Identitas Daerah: SKA Harus Tetap Sumatera Barat

Di hadapan para pejabat dan staf teknis, Gubernur kembali menekankan pentingnya menjaga marwah komoditas gambir Sumbar. Ia meminta seluruh eksportir untuk menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA) atas nama Sumatera Barat, walaupun pengapalan dilakukan melalui Pelabuhan Belawan, Medan, untuk efisiensi waktu.

  • Melalui Medan: 13–14 hari ke India

  • Melalui Jakarta: ± 30 hari

Instruksi pengisian dokumen ekspor juga ditekankan:

  • Kolom 53 — Asal Produk: Sumatera Barat

  • Kolom 52 — Negara Asal: Indonesia

“Gambir adalah komoditas strategis kita. Jangan sampai diakui daerah lain,” tegas Gubernur Mahyeldi.


Pelepasan Disaksikan Pejabat dan Staf Teknis

Acara pelepasan dihadiri oleh pejabat Kementerian Perdagangan, Forkopimda, Kepala OPD terkait, Balai Karantina, serta staf teknis yang mengawal proses penimbangan, pengecekan mutu, hingga pemeriksaan dokumen ekspor. Keseluruhan proses berlangsung tertib, rapi, dan terkoordinasi.

Deretan kontainer yang meninggalkan halaman istana menjadi simbol sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha untuk memperkuat industri gambir Indonesia.


Ekspor Nasional Menguat, UMKM Menunjukkan Tren Positif

Mendag juga memaparkan perkembangan ekspor nasional yang terus meningkat. Hingga September 2025:

  • Nilai ekspor nasional: 209 miliar dolar AS (naik 8,14%)

  • Ekspor UMKM tumbuh 48,1%

  • 1.049 UMKM telah difasilitasi melalui program UMKM Bisa Ekspor dengan nilai transaksi 130 juta dolar AS

Sumbar disebut sebagai daerah dengan potensi besar dalam industri herbal dan produk turunan gambir.


Dari Sumatera Barat ke Pasar Dunia

Pelepasan ekspor gambir ini menjadi penanda bahwa Sumatera Barat tidak lagi hanya menjadi lumbung bahan baku dunia, tetapi kini tengah menuju transformasi sebagai pusat industri olahan gambir.

“Ini bukan hanya ekspor. Ini sinyal bahwa Sumatera Barat siap menjadi pemain utama di industri gambir dunia,” tutup Mendag Budi Santoso.

Dengan hilirisasi yang kian bergerak, produk turunan yang mulai dikembangkan, dan identitas daerah yang diperkuat, Sumatera Barat kini berdiri di garis depan membawa komoditasnya dari Ranah Minang menuju pasar global.