Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat: Angka Bukanlah Segalanya, Sektor Bersinergi untuk Manfaat Rakyat
Admin Biro Umum 06 November 2025 15:15:15 WIB 6 kali dibaca
Padang, 6 November 2025 —
Pertumbuhan ekonomi tidak selalu soal persentase tinggi, tetapi bagaimana tiap sektor bekerja bersama demi kesejahteraan masyarakat. Itulah kesimpulan penting dari audiensi antara Gubernur Sumatera Barat dan jajaran Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, yang digelar pagi tadi di ruang kerja (6/11/2025).
Kinerja Ekonomi Triwulan III 2025
Menurut data terbaru dari BPS Sumatera Barat, ekonomi provinsi ini tumbuh 3,36 persen (y-on-y) pada kuartal III tahun 2025. Walaupun pertumbuhan ini lebih rendah dibanding beberapa kuartal sebelumnya, seperti kuartal I yang mencapai 4,66 persen.
Struktur ekonomi Sumbar turut memberikan gambaran mengapa pertumbuhan tidak setinggi ekspektasi tinggi: sektor pertanian mendominasi porsi PDRB dengan kontribusi 21,79 persen, diikuti perdagangan kecil dan reparasi sebesar 17,10 persen.
Sektor Pertanian dan Perdagangan: Penopang Utama
Dalam pertemuan tersebut, Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto menyampaikan bahwa sektor pertanian kembali menunjukkan performa kuat. Produksi ayam (telur dan daging), kopi, tembakau, hingga sawit mengalami kenaikan signifikan dibanding periode yang sama sebelumnya.
Sektor perdagangan juga berkontribusi positif, terutama dalam perdagangan besar dan eceran serta perdagangan daring (online). Kenaikan aktivitas di sektor-sektor ini menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah tidak hanya berbasis sumber daya alam, tetapi juga dari dinamika pasar lokal dan digital.
Laporan dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumbar juga menunjukkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat, mencerminkan perbaikan daya beli petani di provinsi tersebut.
Tantangan di Transportasi dan Pergudangan
Meski sektor pertanian dan perdagangan berkembang, ada catatan penting dari diskusi: transportasi dan pergudangan masih mengalami penurunan. Ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah bahwa perbaikan infrastruktur dan efisiensi logistik harus terus diintensifkan agar rantai pasok bisa lebih lancar dan biaya lebih kompetitif.
Strategi Relokasi Industri untuk Menyebar Manfaat
Gubernur menekankan pentingnya relokasi industri ke zona potensial di luar pusat kota, misalnya ke Lima Puluh Kota. Strategi ini dirancang agar nilai tambah ekonomi dari bahan baku lokal — seperti kelapa sawit atau tembakau — dapat diolah langsung di daerah penghasil, bukan hanya di Padang.
Dengan relokasi, masyarakat lokal bisa merasakan manfaat ekonomi lebih langsung: lapangan kerja meningkat, pendapatan tumbuh, dan ketergantungan pada rantai industri terpusat bisa berkurang.
Pondasi Kebijakan: Data Valid dan Akurat
Dalam audiensi, ditekankan bahwa data statistik yang valid dan akurat merupakan pondasi setiap kebijakan pembangunan. Tanpa data yang kuat, arah pembangunan bisa meleset dari kebutuhan rakyat. Oleh karena itu, kerjasama antara BPS, pemerintah provinsi, dan pemangku kepentingan lain terus diperkuat agar kebijakan berbasis bukti dapat dijalankan secara efektif.
