Gubernur Sumatera Barat Tekankan Pengawasan Ketat Jajanan Sekolah Saat Buka “SMART Food B2SA”
Admin Biro Umum 05 November 2025 16:30:45 WIB 33 kali dibaca
Padang, 5 November 2025 – Dalam upaya memperkuat keamanan pangan dan mendorong konsumsi pangan lokal yang bergizi, seimbang dan aman, Mahyeldi Ansharullah, Gubernur Sumatera Barat membuka acara SMART Food B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) berbasis potensi sumber daya lokal bertema “Untuk Ranah Minang Tagok Pangan” yang digelar di halaman Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat, Rabu (5/11/2025).
Dalam kesempatan itu, gubernur secara khusus meminta seluruh dinas pangan kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Sumatera Barat untuk memperketat pengawasan terhadap jajanan yang dijual di sekitar lingkungan sekolah, menyusul meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan pangan dan potensi penggunaan bahan berbahaya.
Rangkaian Kegiatan SMART Food B2SA
Acara SMART Food B2SA ini dirancang untuk menggali potensi pangan lokal, sekaligus sebagai ajang edukasi dan promosi pangan sehat. Beberapa rangkaian kegiatan yang digelar antara lain:
-
Festival Minang Day Culinary – menampilkan kreasi pangan lokal khas Ranah Minang.
-
Lomba Pengolahan Pangan Lokal – melibatkan kabupaten/kota se-Sumatera Barat dalam inovasi pangan berbasis bahan lokal.
-
Pangan Got Talent – arena bagi pelajar dan pelaku pangan lokal untuk menunjukkan kreativitas dalam pangan sehat.
-
Apresiasi program P-KRPL (Pemanfaatan Pekarangan, Rumah Tangga, dan Lingkungan) serta penyerahan sertifikat Sistem Manajemen Pengawasan Keamanan Pangan Segar kepada OKKPD kabupaten/kota.
-
Gelar Pangan Murah – menyediakan bahan pangan dengan harga di bawah pasar yang bertempat di lokasi acara.
Fokus pada Keamanan Jajanan Sekolah
Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi menegaskan bahwa perhatian pemerintah terhadap urusan pangan tidak hanya sebatas ketersediaan, tetapi juga keamanan, kehalalan, dan ketersediaan bahan bergizi.
“Kita tidak hanya bicara cukup makan, tapi juga makan yang aman dan halalan thayyibah. Itu kewajiban pemerintah memastikan rakyat mendapat pangan yang layak,” ujar Gubernur.
Gubernur juga menyoroti jajanan sekolah sebagai titik krusial dalam pengawasan keamanan pangan anak-anak. Ia meminta dinas pangan dan OKKPD daerah untuk melakukan penertiban terhadap penjual di lingkungan sekolah, memastikan tidak ada penggunaan bahan berbahaya seperti boraks, formalin, pewarna non-makanan, serta menjaga kebersihan dan higienitas proses produksi dan penyajian.
Data dan Tantangan Pengawasan
Sebelumnya, program pengawasan jajanan anak sekolah (PJAS) di provinsi ini telah menjadi perhatian. Sebagai contoh, di Kab. Lima Puluh Kota, program ini telah dilakukan pengujian sampel jajanan di sekolah untuk mendeteksi kontaminasi bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi syarat.
Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan pangan sekolah masih menghadapi tantangan seperti proses produksi yang kurang higienis, penggunaan bahan tambahan pangan secara berlebihan, serta kurangnya kantin sehat sebagai alternatif.
Pentingnya Diversifikasi dan Pangan Lokal
Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan ini juga menekankan pentingnya diversifikasi pangan — yakni memperluas pilihan konsumsi di masyarakat agar tidak bergantung pada satu jenis karbohidrat saja seperti beras. Gubernur mendorong pemanfaatan bahan pangan lokal seperti ubi, labu, sagu, pisang sebagai alternatif yang bergizi dan ekonomis.
Dampak dan Harapan ke Depan
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berharap bahwa melalui program SMART Food B2SA dan penguatan pengawasan jajanan sekolah, akan tercipta:
-
Masyarakat yang lebih sadar terhadap konsumsi pangan yang sehat dan aman.
-
Anak-anak sekolah yang mendapatkan jajanan yang higienis, bergizi, dan bebas dari bahan berbahaya.
-
Peningkatan nilai ekonomi dan inovasi produk pangan lokal yang berbasis potensi daerah.
-
Penguatan sistem pengawasan pangan di kabupaten/kota sehingga menjadi model bagi daerah lainnya.
Gubernur menutup sambutannya dengan ajakan agar semua pihak – dinas pangan, OPD terkait, sekolah, pelaku usaha pangan lokal, orang tua — bersinergi untuk menjaga kualitas pangan demi kesehatan anak-anak dan masa depan Sumatera Barat yang lebih baik.
“Kalau ada kasus keracunan, dapurnya harus ditutup sementara dan dievaluasi. Ini soal kesehatan masyarakat, jadi tidak boleh disepelekan,” tegas Gubernur.
